Laman

Game Reward

Game Reward

Friday, 27 July 2012

Misteri Di Balik Hilangnya Kapal Waratah


Misteri tenggelamnya kapal mewah Waratah yang tertutup selama 95 tahun akan segera terungkap. Kapal yang kemungkinan karam di perairan Afrika Selatan, kini sedang diselidiki.Pada 1912, ketika kapal pesiar Titanic yang paling mewah di dunia menabrak gunung es, mempertunjukkan sebuah kisah nyata yang mengharukan di tengah lautan Atlantik. Akan tetapi, yang belum diketahui banyak orang adalah, bahwa sebelum peristiwa tenggelamnya Titanic, pada 1909 sebuah kapal pesiar raksasa yang sama mewahnya dengan Titanic yakni Waratah berpenumpang 210 orang dan memuat barang seberat 6.500 ton, secara misterius hilang di tengah lautan luas. Menurut laporan media massa Australia, kini sebuah tim penyelidik sudah menuju lokasi tenggelamnya kapal tersebut, dan jawaban teka-teki atas rahasia yang tertutup selama 95 tahun ini mungkin akan segera terungkap.

Kapal pesiar mewah yang hilang secara misterius ini adalah kapal pesiar Waratah yang terkenal itu, yang merupakan kapal milik “Blue Anchor Ocean Transport Corporation” Australia. Kapal itu diberi nama Waratah, bunga lambang Kota New South Wales, Australia. Kapal itu panjangnya 140 meter, dibuat oleh perusahaan pembuatan kapal Barclay, Scotlandia pada 1908. Dan sama dengan kapal Titanic yang dibuat belakangan, kapal pesiar Waratah merupakan kapal yang paling besar dan mewah waktu itu, dan disebut sebagai kapal yang “antitenggelam sepanjang masa”. Perlengkapannya sangat mewah, di bagian kabin, lebih megah daripada kapal Titanic, dan setara dengan hotel Ritz di Swiss saat ini yang tergolong supermegah.

Kapal itu menggunakan tenaga uap yang dihasilkan oleh batubara sebagai tenaga penggerak, mempunyai 8 ruang kedap air, teknik pembuatan dan teknologinya dapat dinilai nomor satu di dunia. Pelayaran perdananya sangat lancar, dan dengan cepat menimbulkan kegemparan di dunia, sejumlah besar orang ternama dan kaum ningrat semuanya merasa bangga mengadakan perjalanan dengan menumpangi sebuah kapal pesiar yang demik

No comments:

Post a Comment